Sabtu, 09 Februari 2013

Berbagi Tentang HACCP

HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) atau Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis pada umumnya diperuntukkan bagi pangan. HACCP adalah pendekatan pencegahan sistematis untuk keamanan pangan dan alergi, bahan kimia, dan bahaya biologis dalam proses produksinya dapat menyebabkan produk jadi tidak aman, dan pengukuran desain untuk mengurangi risiko ke tingkat yang aman. Dengan cara ini, HACCP disebut sebagai pencegahan bahaya daripada inspeksi produk jadi.

Adapun prinsip HACCP terdiri dari:
Sistem HACCP terdiri dari tujuh prinsip, yaitu:

  1. Melakukan analisis bahaya: segala macam aspek pada mata rantai produksi pangan yang dapat menyebabkan masalah keamanan pangan harus dianalisa. Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah keberadaan pencemar (kontaminan) biologis, kimiawi, atau fisik bahan pangan. Selain itu, bahaya lain mencakup pertumbuhan mikrroganisme atau perubahan kimiawi yang tidak dikehendaki selama proses produksi, dan terjadinya kontaminasi silang pada produk antara, produk jadi, atau lingkungan produksi.
  1. Menentukan Titik Pengendalian Kritis (Critical Control Point, CCP): suatu titik, tahap, atau prosedur dimana bahaya yang berhubungan dengan pangan dapat dicegah, dieliminasi, atau dikurangi hingga ke titik yang dapat diterima (diperbolehkan atau titik aman). Terdapat dua titik pengendalian kritis yaitu Titik Pengendalian Kritis 1 sebagai titik dimana bahaya dapat dihilangkan, dan Titik Pengendalian Kritis 2 dimana bahaya dapat dikurangi.
  1. Menentukan batas kritis: kriteria yang memisahkan sesuatu yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima. Pada setiap titik pengendalian kritis, harus dibuat batas kritis dan kemudian dilakukan validasi. Kriteria yang umum digunakan dalam menentukan batas kritis HACCP pangan adalah suhu, pH, waktu, tingkat kelembaban, Aw, ketersediaan klorin, dan parameter fisik seperti tampilan visual dan tekstur.
  1. Membuat suatu sistem pemantauan (monitoring) CCP: suatu sistem pemantauan (observasi) urutan, operasi, dan pengukuran selama terjadi aliran makanan. Hal ini termasuk sistem pelacakan operasi dan penentuan kontrol mana yang mengalami perubahan ketika terjadi penyimpangan. Biasanya, pemantauan harus menggunakan catatan tertulis.
  1. Melakukan tindakan korektif apabila pemantauan mengindikasikan adanya CCP yang tidak berada di bawah kontrol. Tindakan korektif spesifik yang diberlakukan pada setiap CCP dalam sistem HACCP untuk menangani penyimpangan yang terjadi. Tindakan korektif tersebut harus mampu mengendalikan membawa CCP kembali dibawah kendali dan hal ini termasuk pembuangan produk yang mengalami penyimpangan secara tepat.
  1. Menetapkan prosedur verifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif. Prosedur verifikasi yang dilakukan dapat mencakup peninjauan terhadap sistem HACCP dan catatannya, peninjauan terhadap penyimpangan dan pengaturan produk, konfirmasi CCP yang berada dalam pengendalian, serta melakukan pemeriksaan (audit) metode, prosedur, dan uji. Setelah itu, prosedur verifikasi dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak dan menganalisanya. Prosedur verifikasi diakhiri dengan validasi sistem untuk memastikan sistem sudah memenuhi semua persyaratan Codex dan memperbaharui sistem apabila terdapat perubahan di tahap proses atau bahan yang digunakan dalam proses produksi.
  1. Melakukan dokumentasi terhadap seluruh prosedur dan catatan yang berhubungan dengan prinsip dan aplikasinya. Beberapa contoh catatan dan dokumentasi dalam sistem HACCP adalah analisis bahaya, penetapan CCP, penetapan batas kritis, aktivitas pemantauan CCP, serta penyimpangan dan tindakan korektif yang berhubungan.

Standar HACCP: Tujuh prinsip HACCP termasuk dalam ISO 22000 standar internasional FSMS 2005. Standar ini adalah keamanan makanan yang lengkap dan kualitas sistem manajemen menggabungkan elemen program prasyarat (GMP & SSOP), HACCP dan sistem manajemen kualitas, yang bersama-sama membentuk Total Quality organisasi sistem Manajemen.



HACCP vs ISO 22000

ISO 22000 adalah standar baru terikat untuk menggantikan HACCP pada isu-isu yang berkaitan dengan keamanan pangan. Meskipun beberapa perusahaan, terutama yang besar, telah baik dilaksanakan atau berada di titik menerapkan ISO 22000, ada banyak orang lain yang ragu-ragu untuk mengadopsinya. Alasan utama di balik itu adalah kurangnya informasi dan rasa takut bahwa standar baru terlalu menuntut dalam hal pekerjaan birokrasi, dari abstrak dari studi kasus .
ISO 22000 tidak akan menggantikan HACCP. Persyaratan untuk HACCP ditetapkan dengan kesepakatan global oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa Codex Alimentarius Commission - dan ini merupakan dasar untuk perdagangan internasional dan perundang-undangan nasional di seluruh dunia. HACCP adalah sistem - ISO 22000 adalah standar. ISO 22000 dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan suatu perusahaan HACCP, serta pra-requsites ke HACCP dan sistem mutu. Ada standar lain yang juga dapat digunakan - ISO 22000 adalah bukan satu-satunya.
Sebagai catatan, ISO 22000 TIDAK diakui sebagai belum (26/06/2012) oleh GFSI (Food Initiative Keamanan Global) sebagai lawan banyak standar keamanan pangan lainnya, termasuk yang berikut:
BRC Global Standar Keamanan Makanan (Edisi 6)
Kanada GAP (Canadian Horticultural Council On-Farm Program Keamanan Pangan)
FSSC 22000 Produk Makanan
Budidaya global Alliance Seafood Pengolahan Standar
GLOBAL G.A.P.
Daging Merah global Standard (GRMS)



Sabtu, 02 Februari 2013

Hukum Perbandingan Volume


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hydrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay Lussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan bilangan bulat sederhana.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air
1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen -> 2 volume gas Ammonia
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin -> 2 volume gas hidrogen klorida
Percobaan-percobaan Gay Lussac tersebut dapat kita nyatakan dalam persamaan
reaksi sebagai berikut.
2 H2(g) + O2(g) -> 2 H2O(l)
N2(g) + 3 H2(g) -> 2 NH3(g)
H2(g) + Cl2(g) -> 2 HCl(g)
Dari percobaan ini, Gay Lussac merumuskan hukum perbandingan volume (hukum Gay Lussac):
“Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.“ Hukum perbandingan volume dari Gay
Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut. “Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan
koefisien masing-masing gas.” Untuk dua buah gas (misalnya gas dan gas B) yang tercantum dalam satu persamaan reaksi, berlaku hubungan:
Volume A / Volume B = koefisien A / koefisien B
Volume A=koefisien A / koefisien B ×volume B











Gambar. Joseph Louis Gay Lussac (1778 – 1850) dari Perancis hidup pada masa revolusi Perancis sekaligus masa revolusi ilmu kimia. Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005

Hukum Kekekalan Massa


Perhatikan reaksi pembakaran kertas. Sepintas lalu dapat kita lihat bahwa massa abu hasil pembakaran lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar. Apakah pembakaran kertas disertai pengurangan massa? Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama“. Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara) sebagai berikut. Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen di udara membentuk senyawa baru besi oksida
(Fe2O3(s)) yang massanya sama dengan massa besi dan oksigen mula-mula.
Fe(s) + O2(g) -> Fe2O3(s)


Gambar. Antoine Laurent Lavoisier (1743 – 1794) dari Perancis. Dia adalah “Bapak Kimia Modern”. Dia menekankan pentingnya pengamatan kuantitatif  dalam eksperimen. Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005.


Analytical chemistry (Kimia Analitik)


Analytical chemistry is the study of the separation, identification, and quantification of the chemical components of natural and artificial materialsQualitative analysis gives an indication of the identity of the chemical species in the sample and quantitative analysis determines the amount of one or more of these components. The separation of components is often performed prior to analysis.
Analytical methods can be separated into classical and instrumental. Classical methods (also known as wet chemistry methods) use separations such as precipitationextraction, anddistillation and qualitative analysis by color, odor, or melting point. Quantitative analysis is achieved by measurement of weight or volume. Instrumental methods use an apparatus to measure physical quantities of the analyte such as light absorptionfluorescence, or conductivity. The separation of materials is accomplished using chromatographyelectrophoresis or Field Flow Fractionation methods.
Analytical chemistry is also focused on improvements in experimental designchemometrics, and the creation of new measurement tools to provide better chemical information. Analytical chemistry has applications in forensicsbioanalysisclinical analysis, environmental analysis, and materials analysis.

TIPE 
Kimia analitis bisa dibagi jadi dua tipe utama:
  1. Analisis kualitatif pikeun nangtukeun aya/henteuna unsur atawa sanyawa kimia nu ditéang.
  2. Analisis kuantitatif pikeun nangtukeun kadar unsur atawa sanyawa kimia nu ditéang.
Kimia analitis lolobana kuantitatif, nu bisa dibagi deui kana widang ulikan nu béda. Bahanna bisa dianalisis pikeun nangtukeun kadar unsur atawa kadar unsur dina spésiés kimia tinangtu. Nu panungtung ngarupakeun interés husus na sistem biologis; molekul-molekul mahluk hirup ngandung karbon, hidrogén, oksigén, nitrogén, jeung sajabana dina struktur-struktur nu kompléks/pajeulit.

TEKNIK
Aya rupa-rupa téhnik nu bisa dipaké pikeun misahkeun, ngadeteksi, jeung ngukur sanyawaan kimiawi.
  • Pamisahan zat kimia pikeun ngukur beurat atawa volum produk ahir. Ieu ngarupakeun prosés nu geus heubeul nu kudu pisan taliti.
  • Analisis zat migunakeun alat spéktroskopi. Ngukur serapan sinar ku hiji larutan atawa gas, nu saterusna bisa diitung eusi sababaraha spésiés, nu kadang teu merlukeun pamisahan. Métode nu leuwih anyar kayaning spéktroskopi serapan atom (atomic absorbance spectroscopy, AAS), résonansi magnetik inti (nuclear magnetic resonance, NMR), jeung analisis aktivasi neutron(neutron activation analysis, NAA).
  • Loba téhnik nu ngagabungkeun dua atawa leuwih métode analitis. Contona kayaning ICP-MS (Inductively-Coupled Plasma - Mass Spectrometry), dimana dina tahap kahiji sampel divolatilisasi, sedengkeun pangukuran kadarna ditangtukeun dina tahap kadua. Tahap kahiji bisa ogé ngalibetkeun téhnik pamisahan kayaning kromatografi, sedengkeun nu kadua parabot pikeun ngukur atawa deteksi.
  • Téhnik-téhnik nu ngawengku volatilisasi nu tujuanana pikeun ngahasilkeun atom-atom bébas unsur-unsur nu nyusun sampelna, nu salajengna bisa diukur dina kadar dumasar darajat serapan atawa émisina dina frékuénsi spéktrum nu husus. Rugina métode ieu, sampelna béak diancurkeun, kaasup naon baé nu aya dikandungna. Nu kaasup téhnik ieu di antarana spéktroskopi serapan atom (Ing. atomic absorption spectroscopy) jeung ICP-MS/ICP-AES. Téhnik-téhnik ieu bisa tetep dipaké pikeun ngulik spésiasi, nyaéta saméméh volatilisasi.

to be continued........^,^


Sejarah Perkembangan Ilmu Kimia

Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).

Sejarah kimia dapat dianggap dimulai dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui karyanya The Sceptical Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari sifat materi dan perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan hukum kekekalan massa. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Ilmu kimia berkembang dari tiga sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu kedokteran dan kemajuan teknologi.
Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama.Kata alkimia berasal dari Bahasa Arabal-kimiya atau al-khimiya (الكيمياء atau الخيمياء), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan kata Bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti “mencetak bersama”, “menuangkan bersama”, “melebur”, “aloy”, dan lain-lain (dari khumatos, “yang dituangkan, batang logam”). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata “Al Kemi”, yang berarti “Seni Mesir”, karena bangsa Mesir Kuno menyebut negerinya “Kemi” dan dipandang sebagai penyihir sakti di seluruh dunia kuno.[http://id.wikipedia.org/wiki/Alkemi
Alkimia mulai menyebar melalui timur tengah sampai ke eropa, saat itu alkimia sangat dipengaruhi oleh pemikiran barat. Alkimia sangat dipengaruhi oleh ilmuwan-ilmuwan yunani yang menyatakan bahwa materi dapat berubah menjadi material yang lain yang lebih sempurna. Selama 1500 tahun, tradisional alkimia mempelajari tetang materi dan perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang sangat bernilai seperti emas (transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan para ahli alkimia melukis objek-objek tembaga dengan lapisan emas untuk membodohi para pengikutnya.
Alkimia juga mempengaruhi praktek kedokteran di eropa. Sejak abad ke 13, destilasi tanaman herbal telah digunakan untuk pengobatan tradisional. Paracelsus, seorang ahli alkimia dan fisikawan penting dalam sejarah menyatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu sistem kimia yang keseimbangan senyawa di dalamnya dapat digantikan oleh obat-obatan/perawatan kedokteran. Pengikut paracelsus yang kemudian menemukan mineral-drugs pada abad ke 17.

Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
* Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
* Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika.
* Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
* Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
* Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia, elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.
* Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular.

Jumat, 01 Februari 2013

Why would you want to learn about chemistry?

Why would you want to learn about chemistry? Chemistry is the study of matter and its interactions with other matter and energy. Here's a look why you should study it.
Chemistry has a reputation for being a complicated and boring science, but for the most part, that reputation is undeserved. Fireworks and explosions are based on chemistry, so it's definitely not a boring science. If you take classes in chemistry, you'll apply math and logic, which can make studying chemistry a challenge if you are weak in those areas. However, anyone can understand the basics of how things work and that's the study of chemistry. In a nutshell, the importance of chemistry is that it explains the world around you.

Chemistry Explains...

  • Cooking
    Chemistry explains how food changes as you cook it, how it rots, how to preserve food, how your body uses the food you eat, and how ingredients interact to make food.
  • Cleaning
    Part of the importance of chemistry is it explains how cleaning works. You use chemistry to help decide what cleaner is best for dishes, laundry, yourself, and your home. You use chemistry when you use bleaches and disinfectants and even ordinary soap and water. How do they work? That's chemistry!
  • Medicine
    You need to understand basic chemistry so you can understand how vitamins, supplements, and drugs can help or harm you. Part of the importance of chemistry lies in developing and testing new medical treatments and medicines.
  • Environmental Issues
    Chemistry is at the heart of environmental issues. What makes one chemical a nutrient and another chemical a pollutant? How can you clean up the environment? What processes can produce the things you need without harming the environment?
We're all chemists. We use chemicals every day and perform chemical reactions without thinking much about them. Chemistry is important because everything you do is chemistry! Even your body is made of chemicals. Chemical reactions occur when you breathe, eat, or just sit there reading. All matter is made of chemicals, so the importance of chemistry is that it's the study of everything.

Importance of Taking Chemistry

Everyone can and should understand basic chemistry, but it may be important to take a course in chemistry or even make a career out of it. It's important to understand chemistry if you are studying any of the sciences because all of the sciences involve matter and the interactions between types of matter. Students wanting to become doctors, nurses, physicists, nutritionists, geologists, pharmacists, and (of course) chemists all study chemistry. You might want to make a career of chemistry because chemistry-related jobs are plentiful and high-paying. The importance of chemistry won't be diminished over time, so it will remain a promising career path.